TEKAD PAK SUHARSO, PEDAGANG LONTONG MIE KELILING

“Sebelum pandemi bisa habis sekitar 50-70 porsi, mba. Sekarang sepi, paling hanya sekitar 15-20an porsi,” tutur Pak Suharso kepada kami saat ditemui.
Sahabat, kenalin nama beliau Pak Suharso (71), penjual lontong mie keliling di sekitar kawasan Johar-Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah. Sudah sekitar 30 tahun beliau berjualan, mencari sesuap nasi demi menghidupi anak dan istri.
Pak Suharso harus merantau mencari penghidupan di luar tempat tinggalnya, ia harus meninggalkan anak dan istri yang saat ini berada di Solo. “Begitulah mba, sudah cukup lama saya meninggalkan keluarga di rumah asli saya demi mencari nafkah. Saya pulang hanya sesekali saja, mba,” imbuhnya.
Beliau mulai berjualan pasca melaksanakan ibadah salat dhuhur. Titik pertama yang menjadi tempatnya berjualan adalah Johar Semarang, kemudian terus berkeliling hingga Kota Lama. Pandemi covid-19 sangat terasa bagi beliau, berkurangnya jumlah pembeli menjadi salah satu keluhan yang beliau rasakan.
“Pandemi seperti ini memang sangat berpengaruh, mba. Sekarang, habis tidak habis, pukul 19.00 WIB saya harus segera pulang karena peraturan PPKM,” ujarnya.
Sahabat, Pak Suharso lantas tidak menyerah dengan keadaan. Beliau tetap bersyukur dan selalu mengupayakan untuk membahagiakan keluarganya. Kalau sahabat melintas di kawasan tersebut dan bertemu beliau, jangan lupa beli dagangannya yaa.
Yuk, sahabat, bersama kita dukung para pedagang kecil agar tetap dapat berjualan di tengah pandemi ini. Salurkan donasi terbaikmu melalui :
BSI 7077755661
a.n Lazis Jateng Pusat
Mandiri 1360013144040
a.n Yayasan Al Ihsan Jawa Tengah
#lazisjateng #jateng
#lebihpeduliuntukberbagi